Bagaimana Yayasan Nabil turut mempersiapkan generasi emas yang sadar strategi kebudayaan?
FX. Domini B.B. Hera, Mahasiswa Fakutlas Ilmu Sejarah, Universitas Negeri Malang
Setiap pendiri bangsa di manapun telah belajar strategi kebudayaan dalam membentuk konsep "Nation and Character Building" terhadap negara yang mereka rancang dan dirikan. Mereka belajar dari pengalaman bangsa-bangsa lain dengan selektif tanpa kehilangan karakter asli. Mahatma Gandhi pada kasus Afrika Selatan. Ho Chi Minh pada Perancis. Bung Karno pada Sai Min Chui milik Dr. Sun Yat Sen dan bebeberapa pengaruh-pengaruh lain. Menuju 2045 Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kemendikbud menyiapkan generasi emas. Bagaimana Yayasan Nabil turut mempersiapkan generasi emas yang sadar strategi kebudayaan?
Saudara FX. Domini B.B. Hera yang terhormat
Kami akan memulainya dari apa yang bisa kami lakukan terlebih dahulu. Kami bangun kesadaran dari orang-orang atau komunitas di sekitar kami, kemudian membangun jaringan dengan berbagai kalangan menyangkut pentingnya kebudayaan dalam membangun bangsa. Kami sadar, kami bukan lembaga superman yang bisa menawarkan suatu konsep dan langsung jadi. Untuk itu kami sangat terbuka dengan berbagai kalangan yang memiliki visi serta gagasan yang serupa dengan kami untuk terus aktif dalam menyalakan api optimisme dalam membangun manusia Indonesia melalui kebudayaan. Membangun manusia memang butuh waktu yang cukup lama, bahkan bisa berabad-abad lamanya. Untuk itu, kami saat ini sangat fokus dalam proses penyadaran yang terus-menerus baik melalui seminar, diskusi terbatas, atau penerbitan buku. Dulu pada masa-masa Soekarno-Hatta, pendidikan Indonesia bertemu langsung atau terjadi penyerbukan silang antarbudaya di Indonesia dengan budaya-budaya dari bangsa lain seperti Cina, Eropa atau bahkan Arab. Penyerbukan itulah yang mendorong lahirnya orang-orang besar di awal-awal kemerdekaan Indonesia dulu.