Setiap pendiri bangsa di manapun telah belajar strategi kebudayaan dalam membentuk konsep "Nation and Character Building" terhadap negara yang mereka rancang dan dirikan. Mereka belajar dari pengalaman bangsa-bangsa lain dengan selektif tanpa kehilangan
FX. Domini B.B. Hera, Mahasiswa Fakutlas Ilmu Sejarah, Universitas
Negeri Malang
Kami akan memulainya
dari apa yang bisa kami lakukan terlebih dahulu. Kami bangun kesadaran dari
orang-orang atau komunitas di sekitar kami, kemudian membangun jaringan dengan
berbagai kalangan menyangkut pentingnya kebudayaan dalam membangun bangsa. Kami
sadar, kami bukan lembaga superman yang bisa menawarkan suatu konsep dan
langsung jadi. Untuk itu kami sangat terbuka dengan berbagai kalangan yang
memiliki visi serta gagasan yang serupa dengan kami untuk terus aktif dalam
menyalakan api optimisme dalam membangun manusia Indonesia melalui kebudayaan.
Membangun manusia memang butuh waktu yang cukup lama, bahkan bisa berabad-abad
lamanya. Untuk itu, kami saat ini sangat fokus dalam proses penyadaran yang
terus-menerus baik melalui seminar, diskusi terbatas, atau penerbitan buku.
Dulu pada masa-masa Soekarno-Hatta, pendidikan Indonesia bertemu langsung atau
terjadi penyerbukan silang antarbudaya di Indonesia dengan budaya-budaya dari
bangsa lain seperti Cina, Eropa atau bahkan Arab. Penyerbukan itulah yang
mendorong lahirnya orang-orang besar di awal-awal kemerdekaan Indonesia dulu.